TINTA KALENDER MERAH ( Anita Imaniar ) Pohon cemara tak segan – segan menyibakkan daunnya yang rindang guna menggugurkan daunnya yang sudah tua. Surya fajar yang tengah malu – malu menunjukkan senyum terbaiknya, membuat diri ini sadar akan lamun an yang baru berlalu. Terasa dingin oleh terpaan angin embun pagi, namun tubuh ini tetaplah kuat, lekas menghampiri kalender bergambar mawar merah. Aku tersenyum, jariku pun memainkan angka tiga pada bulan Agustus. Aku mulai berfikir untuk kedua kalinya. Harus kemanakah aku pergi asalkan ia tak tahu. Fajar berlalu, nyanyian ayampun terganti oleh dendangan burung pipit yang dengan senangnya menyambutku di hari yang lama ku tunggu – tunggu ini. Ayunan sepeda tua ini semakin melambat akibat banyak bebatuan di jalan yang aku lewati. Tidak ada kata lelah jika demi orang itu. ...
hanya sebatas tulisan usang yang kerap ditinggalkan pemiliknya